Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2019
Jika keinginanmu sudah tidak sekuat itu lagi terhadapku, maka, selemah itu jugalah keinginanku terhadapmu. Denganku, cinta akan berjalan sesederhana rumus sebab akibat. Sebab keinginanku tidak akan pernah melampaui keinginanmu. Jika kamu ada, maka aku ada. Erat bagiku, untuk menjaga harapan-harapanku sendiri. Begitupun dengan ketiadaan. Karena aku takkan pernah sanggup menyelamatkan cinta sendirian saja.
Seperti yang aan masyur katakan bahwa puisi ialah serupa pesta, bagiku—kehidupan juga terasa seperti pesta karena hidup merupakan pengulangan segala pesta. seperti ulang tahun atau acara meriah lain, tapi kita adalah manusia yang benci perayaan dalam balutan meriah kita sebetulnya menangis dalam hati, pula dosa tanpa s di dalamnya kau paham hidup adalah upaya yang kita tidak sukai, kebanyakan kadang nestapa, kadang segala menolak keinginan manusia, bisa saja namun takdir Tuhan sulit diterka Barangkali memang sudah tak ada lagi hal yang sederhana Selain adanya kita yang— duduk berdua pada suatu sore menertawakan urusan-urusan sepele Jika pada suatu saat kamu berulang tahun aku mungkin bukan yang dimaksudkan merayakannya denganmu kau boleh membayangkan aku menjadi siapapun yang kau inginkan.. Juga, kelak jika engkau berulang tahun lagi renungkan lah ini kehidupan dan percintaan hanyalah setangkai kepalamu saja, tak ada lagi yang lain. bahwa tidak boleh ada yang sia-si