Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2018

Hati untuk Pak Sapardi Djoko Damono

Aku ingin Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan kata-kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.. Hatiku selembar daun Hatiku selembar daun melayang; jatuh di rumput Nanti dulu, biarkan aku sejenak berbaring disini.. Ada yang masih ingin ku pandangi; yang selama ini senantiasa luput. Sesaat adalah abadi sebelum kau sapu tamanmu setiap pagi.. Seperti kabut Aku akan menyayangimu seperti kabut, yang raib di cahaya matahari.. Aku akan menjelma awan Hati-hati mendaki bukit agar bisa menghujanimu .. Pada suatu hari baik nanti.. Ketika berhenti disini Ketika berhenti disini ia mengerti, ada yang telah musnah. Beberapa patah kata yang segera dijemput angin. Begitu di ucapkan, dan tak tahu sampai ke siapapun. Yang fana adalah waktu Yang fana adalah waktu Kita abadi.. Memungut detik demi

Lukisan cat minyak pertamaku ❤

Terus terang, selama ini saya amat tidak menyukai cat minyak. Selain baunya terlalu tajam juga pengaplikasiannya butuh kesabaran yang luar biasa karna keringnya lama dan sulit untuk merapihkannya hehehe. Jadi untuk menyelesaikan beberapa bagiannya memakan waktu lama. secara keseluruhan saya mengerjakan perempuan dalam kanvas ini selama 4 hari. Menunggu bagian rambut kering, kemudian berpindah mengerjakan bagian wajah, lalu background untuk finishing. Tak ayal, baju dan segala yang ada di sekitar tempat melukis menjadi "korban". Tapi siapa sangka, ada kepuasan tersendiri ketika lukisan ku selesai. Meskipun ga sempurna dan jauh dari kata bagus, saya menyayangi nya. Saya menyayangi buah tangan diri sendiri dan bisa menghargai kecacatannya. Karena usaha yang tak mudah untuk bisa menjadikannya sebuah makna dalam gambar. Keruwetannya justry membuat hatiku lega, cara bekerjanya magic. Pikiran saya sedikit mengenang, jauh ketika saya sedang merasa terjebak jenuh oleh rutinita