Skip to main content

Lukisan cat minyak pertamaku ❤


Terus terang, selama ini saya amat tidak menyukai cat minyak. Selain baunya terlalu tajam juga pengaplikasiannya butuh kesabaran yang luar biasa karna keringnya lama dan sulit untuk merapihkannya hehehe. Jadi untuk menyelesaikan beberapa bagiannya memakan waktu lama. secara keseluruhan saya mengerjakan perempuan dalam kanvas ini selama 4 hari. Menunggu bagian rambut kering, kemudian berpindah mengerjakan bagian wajah, lalu background untuk finishing. Tak ayal, baju dan segala yang ada di sekitar tempat melukis menjadi "korban".

Tapi siapa sangka, ada kepuasan tersendiri ketika lukisan ku selesai.
Meskipun ga sempurna dan jauh dari kata bagus, saya menyayangi nya. Saya menyayangi buah tangan diri sendiri dan bisa menghargai kecacatannya. Karena usaha yang tak mudah untuk bisa menjadikannya sebuah makna dalam gambar. Keruwetannya justry membuat hatiku lega, cara bekerjanya magic.

Pikiran saya sedikit mengenang, jauh ketika saya sedang merasa terjebak jenuh oleh rutinitas bekerja.
Pagi sore dihabiskan untuk bekerja, malam hari dihabiskan oleh letih yang menyergap sekujur tubuh sehingga mau nya tidur saja. Hobi dan apapun yang kusuka tidak lagi dikerjakan... Sampai suatu ketika jenuh itu menyeret kakiku pergi ke toko buku.
Tempat paling demokratis dan nyaman menurutku. Seorang diri, saya menyelam, mencari warna warni diantara rak. Barangkali ada sesuatu yang bisa melegakan sesak dihatiku.
Ku lihat, ada botol-botol cat minyak berwarna-warni. Tanpa pikir panjang, ku relakan pundi-pundi hartaku untuk satu set cat minyak. Padahal menggunakan nya saja tidak tahu, tidak pernah. Tapi entah mengapa, saya ingin memilikinya.
Yang saya harapkan, benda ini bisa menjadi obat kesusahanku.

Lama waktu berlalu. Jogjakarta kala itu membuatku mabuk asmara. Botol-botol cat minyak yang saya beli malah terabaikan. Saya tak pernah memulai kembali membuat sesuatu seperti melukis atau menulis. Saya tidak pernah lagi benar-benar membuat satu yang bagus.

Ironisnya, beberapa waktu belakangan, asmara ku meredup. Kurasakan cinta yang bertepuk sebelah tangan dan itu membuat saya sedih. Rasanya sesak itu kembali datang—bahkan lebih hebat.
Saya membongkar seisi kamar sambil menangis, mencari sesuatu untuk melegakan hati. Apa ya? Apa ya?
Kemudian saya teringat botol-botol cat minyak yang telah saya miliki.

Bergetar tanganku saat memulai lagi, menggambar memang bukan pekerjaan sembarang untukku. Biasanya saya harus benar-benar mencurahkan apa yang saya ingin sampaikan, dan kali ini saya merasa kesedihan.
Kesedihan yang begitu hebat sampai rasanya getaran di tanganku tidak berhenti saat saya menyapu kuas sana sini.
Kesedihan itu terlihat dalam tak adanya senyum pada gambar perempuan yang kubuat.
Seperti diri, yang sulit tersenyum.
Semua tak mudah karena semua sudah berbeda. Tapi beruntunglah saya merasa obatnya sudah ketemu dan saya menyayanginya ❤



Comments

Popular posts from this blog

Bahaya-bahaya yang indah

In frame : Bahaya-Bahaya yang Indah poet book by Weslly Johannes Sebelumnya pernah dituliskan oleh Weslly, Tempat Paling Liar di Muka Bumi dan Cara-Cara tidak Kreatif Mencintai. Beradu kasih puisi dengan Mbak Theo, yang tulisannya pun tak terkira sama manisnya ❤❤ Setelah membaca buku-buku puisi karya keduanya, gairah beribadah puisiku pun kian tak terbendungkan. Ku coba menulis satu pagi ini, sambil mengingat percakapan semalam dengan kekasih.  "Hidup itu indah, seperti puisi-puisi Kisah kasih meski luka pati Dikhianati Teman kekasih Kita hidup untuk ini Untuk cinta yang datang kembali Setiap pagi dan  menulis puisi Memang pekerjaan abadi."                                    —Dhea Jika bernasib baik, saya ingin menjabat tangan manusia-manusia dengan tulisan indah nan romantis ini satu persatu dan berterimakasih ❤ Jiwa kasmaranku, s...

Life's update + cerita mencoba analog

Henlo, apakah masih ada yang singgah dan membaca tulisanku? Teruntuk siapapun kamu yang membaca tulisanku, Apapun dorongannya, aku harap selalu ada sesuatu yang kamu dapatkan setelah membaca tulisanku :) Well well well.. Kalau boleh jujur, tahun 2021 ini aku telah mengambil sebuah resiko besar yang bisa dikatakan cukup nekat. Berhubung tahun sebelumnya adalah tahun yang cukup membuat kacau sebagian besar hidup umat manusia karena pandemi covid 19 yang tidak kunjung mereda, aku pun tidak lepas dari segala kerugiannya. Berangkat dari kerugian itu lah, aku memberanikan diri untuk membuat keputusan. Cukup nekat ujar sahabatku, tapi bukan sahabat-sahabatku jika tidak mengulurkan tangannya untuk membantuku. Aku berharap aku akan selalu baik-baik saja dengan segala pilihan dan prinsip yang ku yakini dan suatu hari nanti aku mampu membalas semua kebaikan yang aku terima selama kesulitan yang kujalani. Dan selama proses yang melelahkan ini, aku mencoba untuk gak losing faith dan gak membiarkan ...
“Dalam pengingkaranmu akan selalu ada sosok aku, akan ada rindu, dan akan ada cinta yang akan membuatmu bersedih suatu hari kelak. Karena kamu tahu, rindu selalu mempunyai caranya sendiri untuk menyelipkan rasa sedih dan haru ke dada manusia. Karena rindu lah, yang mampu membuat segala makna yang kabur menjadi begitu jelas.”