Ternyata, manusia kebanyakan tidak menginginkan kejujuran. Sementara di jalanan, orang sudah ramai berdesakan.
Kamu pula ikut meramaikan puisiku.
Yang ku tulis segenap hati berharap rindu bisa sedikit memberiku ruang untuk bernafas. Kenyataan dalam bentuk cobaan selalu jauh lebih konkret adanya. Sebelum kamu tahu, bahkan rindu ini sudah berakhir gugur oleh angin. Bagiku ini pertaruhan yang maha menguji.
Memang, jika hidup adalah permainan, kamu adalah pemenangnya.
Kemudian aku akan tiba memberikanmu pelukan dan kecupan selamat kembali pulang.
********
Halo, teman-teman! Bagaimana kabar dan hari kalian? Semoga baik-baik saja ya. Semoga yang sedang sedih dan sakit, diberikan kesembuhan. Hati gak boleh dibiarkan terlalu sedih loh soalnya. Hehehe anyway....
Ibadah puisi sudah tuntas aku laksanakan, liburan yang ku proklamirkan sebagai self healing juga sudah terlaksanakan. Berkat banyak hal, aku bisa menikmati waktu liburku dengan benar-benar deh. Hanya ada leyeh-leyeh seharian dan me time (macet tidak include ya, itu murni derita liburan tepat di waktu lebaran😭) tapi pangandaran pantainya cantik, perbedaan dengan terakhir kali aku mengunjunginya sangat signifikan. Gak heran, dikelola swasta sih dan sejauh mata memandang, memang sudah asing.
Aku juga menghabiskan waktuku disana dengan banyak memphoto banyak objek. Memenuhi memori handphone dengan berbagai jepretan asal tapi ku senang. Pokoknya udah kayak monyet lepas akutu, terlalu girang lihat bunga, pemandangan, pantai yang cantik-cantik. Kalian tahu kan pemandangan saat pantai disentuh cahaya? Keren ya ✨
Habis liburan part 2 nanti (aku akan terbang ke jogjakarta dalam waktu dekat ini), aku janji akan menggambar dan berpuisi lagi selayaknya seorang bucin seperti dulu-dulu hahaha. meski memang inspirasi soal kekasih tidak ada tapi beneran deh jangan kasihani ya. Aku gapapa kok tenang saja, aku memang cuma suka berpuisi soal kesedihan. Toh..
✨Kesedihan favoritku adalah ceritaku sendiri ✨
Dari sakit seni menjadi tajam
ReplyDelete