Skip to main content
Aku mungkin tidak bisa berada disisimu sekarang. Menemani mu tidur siang atau sekadar mengobrol membicarakan hal-hal kesukaanmu.
Aku hanya sedang, menemani diriku sendiri. Dengan sebuah buku ditangan dan segelas kopi yang mendingin diterpa angin terus menerus.
Tak apa, kopi dingin tak buruk dan seleraku begini adanya.
Diriku bertanya-tanya, apakah bisa suatu hari nanti kamu bisa mengunjungiku?
Kamu tahu, kita akan menghabiskan waktu dengan melakukan apapun berdua.
aku mungkin akan membicarakan betapa hebatnya tulisan haruki murakami padamu, seperti biasa yang ku lakukan. Nah jika kunjunganmu nyata adanya dan kita kehabisan ide untuk merayakan rindu-rindu kita. aku mau mengajakmu berwisata puisi. Menuliskan hal yang belum dituliskan. Mengajakmu sedikit berdebat soal cinta.
Aku mengundangmu sepenuhnya, dengan dan tanpa jerat kenangan yang membelenggumu.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

“Dalam pengingkaranmu akan selalu ada sosok aku, akan ada rindu, dan akan ada cinta yang akan membuatmu bersedih suatu hari kelak. Karena kamu tahu, rindu selalu mempunyai caranya sendiri untuk menyelipkan rasa sedih dan haru ke dada manusia. Karena rindu lah, yang mampu membuat segala makna yang kabur menjadi begitu jelas.”

Memori

Memori, Kehadiranmu dan perihal kita. Biar waktu berjalan, kini, sebagaimana mestinya.  Agar kamu dapat tersenyum lagi meski aku sudah tidak ada.. Agar meskipun suatu saat nyata nya kita tidak bersama, Namun memori kita ada dan nyata. Benar, Memori menguatkan cinta dari lupa. Mengingatkan dunia jika kita pernah berdua. Adalah hadiah untukmu, waktu yang abadi bernama kita.
Seperti yang aan masyur katakan bahwa puisi ialah serupa pesta, bagiku—kehidupan juga terasa seperti pesta karena hidup merupakan pengulangan segala pesta. seperti ulang tahun atau acara meriah lain, tapi kita adalah manusia yang benci perayaan dalam balutan meriah kita sebetulnya menangis dalam hati, pula dosa tanpa s di dalamnya kau paham hidup adalah upaya yang kita tidak sukai, kebanyakan kadang nestapa, kadang segala menolak keinginan manusia, bisa saja namun takdir Tuhan sulit diterka Barangkali memang sudah tak ada lagi hal yang sederhana Selain adanya kita yang— duduk berdua pada suatu sore menertawakan urusan-urusan sepele Jika pada suatu saat kamu berulang tahun aku mungkin bukan yang dimaksudkan merayakannya denganmu kau boleh membayangkan aku menjadi siapapun yang kau inginkan.. Juga, kelak jika engkau berulang tahun lagi renungkan lah ini kehidupan dan percintaan hanyalah setangkai kepalamu saja, tak ada lagi yang lain. bahwa tidak boleh ada yang sia-si...