Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2019

Siapapun boleh tidak setuju.

Saya termenung memikirkan tulisan Haruki Murakami, katanya : “Jika kepercayaan A membuat hidup orang menjadi tampak bermakna, maka kepercayaan itu dianggap sebagai kebenaran. Jika kepercayaan B membuat hidup orang tampak menjadi lebih lemah dan hina, maka kepercayaan itu dianggap sebagai kepalsuan. Sangat jelas bedanya. Kalau ada seseorang mengatakan bahwa kepercayaan B adalah kebenaran, makan orang-orang akan membencinya, mengabaikannya, atau bahkan menyerangnya. Apakah kepercayaan B masuk akal dan dapat dibuktikan, itu tidak berarti apapun bagi mereka. Kebanyakaan orang bersusah payah mempertahankan kewarasan dengan menolak dan melenyapkan citra bahwa diri mereka lemah dan hina. Padahal kenyataan nya raga manusia itu kurang lebih lemah dan hina. Tapi manusia membutuhkan cerita yang indah dan menyenangkan, yang mampu memberi perasaan bahwa dirinya bermakna, meski sedikit. Karena itulah, agama muncul.”

Yang tidak akan kamu pahami

Aku betulan ingin menjadi panda jika kematian menjemputku kelak, aku mau meminta pada Tuhan supaya, jika aku bisa dihidupkan kembali, hidupkan lah lagi menjadi seekor panda saja. Tidur, tidur, tidur, makan bambu. Mungkin cuma begitu, entahlah sesungguhnya bagaimana. Pokoknya aku harus jadi panda, tidak mau yang lain. Aku gak pernah melihat panda, di kebun binatang yang ku kunjungi tidak ada panda. Hanya ada gajah, beruang, harimau, singa, dan jika kamu beruntung kamu bisa melihat badak bercula dan kucing hutan yang besar. Sungguh, adalah tidur satu-satunya hal yang paling kusukai di dunia—mirip pekerjaan sehari-hari seekor panda.  Karena aku lebih suka hidup dalam bermacam mimpi yang ku atur sendiri lewat kepalaku meski kadang mimpi jelek muncul tapi tetap tidur, tidur, tidur adalah hal yang paling baik untuk melupakan dan  seperti melompati waktu begitu saja. aku akan tidur dengan pulas sampai hujan reda pun tak tahu Hari esok menjadi sahabat, aku duduk di tepian sa

Semacam berpuisi

Siang ini aku banyak bersembunyi Berharap orang-orang tidak melihatku menangis tapi tetap ada aku yang akan tersenyum, kataku:  aku baik-baik saja Malam sebelumnya, aku bermimpi satu matahari diberikan untukku oleh seseorang—dikirim tanpa kartu pos, matahari kecil segenggam tanganku hangatnya mampu merambati sekujur tubuh hingga demam Tuhan, mengapa sebulan, setahun, lamanya seperti tak berujung? Mencintai memang pekerjaan gila, tapi semua menjadi lebih berarti sebab itu. Terjemahkan saja aku, selayaknya mantera " aku baik-baik saja" menjadi penawar segala cemas dan doamu.

Mencintai tanpa tetapi

Jika jantung yang berdetak-detak tak tentu sebab cemas adalah nadi bagi para kekasih. Yang membuatnya tetap hidup meski dengan nafas tercekat karena rindu yang membuat sesak. Tak apa, mencintaimu berarti menghirup udara dan menghembuskannya adalah bagianku. Semalam aku bilang padamu, aku ini kekasih yang betul ceroboh. Aku gemar mencintaimu dengan segala kemurunganku. Kegaduhan orang-orang diluar sana bagai bencana yang tiba-tiba akan datang tanpa aba-aba dan bisa mematikan nyaliku kapan saja. Tapi aku ingin menjadi kekasih yang baik. Aku ingin menjadi kuat supaya bisa merawatmu. Memberimu hentakan rindu yang tak lagi menyesakan karena kemudian akan ada selalu aku yang menemani dengkur tidurmu tiap hari dan berlomba saling menghangatkan di bawah selimut warna kesukaan kita.
Senang sekali rasanya setelah cerita mengenai banyak hal yang belakangan ini membuatku depresi, bahkan hal sepele pun, kamu akan tetap mendengarkannya dengan tenang. Tidak menghakimiku sebagai perempuan yang ribet dan sulit dipahami. Tidak mengkerdilkan cara berpikirku dan tidak juga membuatku merasa kurang bahkan dengan segala kurangku yang nyata ini. Tidak juga membandingkan diriku dengan sejuta perempuan diluar sana. Adakalanya aku juga bisa marah dan membiarkan diriku marah. aku kecewa terhadap orang-orang yang menilaiku dari paham mereka saja..  aku cuma manusia biasa yang jauh dari kata sempurna. Tapi mungkin aku lah yang sebenarnya sudah mengecewakan orang-orang di sekitarku terlebih dahulu dengan menunjukan aku yang menjadi pribadi tidak menyenangkan lagi seperti biasanya, aku yang menjadi lebih sensitif dibandingkan biasanya, aku yang berani menyampaikan protesku meski sepele, aku yang tidak santai dalam menghadapi sesuatu yang bagi mereka harusnya bukan masalah besar (b